SUARAMASJID| Mosul–Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengumumkan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) akan membiayai proyek pembangunan kembali Masjid Agung al-Nuri di Mosul senilai USD50,4 juta (sekira Rp700 m). Masjid bersejarah yang terkenal dengan menara miringnya itu dihancurkan oleh kelompok militan ISIS tahun lalu.
Rekonstruksi dan restorasi masjid dan menara al-Hadba akan dilakukan Uni Emirat Arab dengan bekerjasama dengan badan budaya PBB, UNESCO; Kementerian Kebudayaan Irak dan Pusat Penelitian untuk Preservasi dan Restorasi Properti Budaya Internasional (ICCROM).
UNESCO mengatakan, proyek rekonstruksi itu akan memakan waktu setidaknya lima tahun dengan tahun pertama difokuskan untuk membersihkan puing-puing bangunan. Lokasi lain, termasuk taman yang bersejarah juga akan dibangun kembali dalam rencana yang termasuk membangun monumen peringatan dan museum.
Pemerintah Irak memperkirakan bahwa Mosul membutuhkan sekira USD2 miliar dana bantuan rekonstruksi yang akan digunakan untuk membuka kembali jalan-jalan dari puing dan membangun gedung dan rumah-rumah. Sejak dikuasai ISIS pada 2014, sekira 700 ribu dari dua juta warga Mosul telah melarikan diri dari kota itu.
Masjid Agung al-Nuri diberi nama dari Nuruddin al Zanki, seorang bangsawan yang berjuang di awal Perang Salib dari wilayah kekuasaan yang meliputi wilayah di Turki, Suriah, dan Irak modern. Masjid itu dibangun pada 1172-73, tak lama sebelum kematiannya, dan menjadi tempat berdirinya sebuah sekolah Islam.
Pada saat sarjana abad pertengahan terkenal Ibnu Batutah berkunjungan ke Masjid al-Nuri dua abad kemudian, menara masjid itu telah miring. Kemiringan itu membuat menara tersebut mendapat julukan terkenalnya – “the Hunchback” atau “si Bongkok”.
Menara ini terdiri dari tujuh kelompok bata dekoratif dalam pola geometris kompleks yang juga telah ditemukan di Iran dan Asia Tengah. [FR]