SM| Ljubljana–Slovenia akhirnya punya masjid. Rumah ibadah berkubah biru di Ibu Kota Ljubljana ini resmi dibuka, Senin (3/2). Buah penantian panjang setelah inisiatifnya disodorkan setengah abad silam.
Kendala finansial, selain penolakan oposisi sayap-kanan, menjadi ganjalan proyek ini. Bahkan, untuk “menggagalkan” pembangunannya, ada oknum-oknum tertentu yang sengaja meletakkan kepala babi dan mengucurkan darah hewan di lokasi pendirian masjid.
Tak heran, bagi pemimpin masyarakat Islam setempat, Mufti Nedzad Grabus, masjid ini menjadi titik balik kehidupan beragama Muslim lokal.
BACA JUGA:
- Siapkan Tenaga Medis, ACT Luncurkan Human Medical Services
- NMI Sukses Gelar Milad Ke-4 dan Munas di Sukabumi
- Kemenag Susun Naskah Khutbah Jumat untuk Literasi
- Menag Ajak Akademisi dan Kampus Dukung Gerakan Wakaf
- DMI DKI Jakarta Gelar Pelatihan Khatib Milenial
“Slovenia merupakan negara terakhir pecahan Yugoslavia, membuat Ljubljana berstatus ibu kota, bukan kota provinsi biasa di ‘ujung dunia’,” ujarnya dalam konferensi pers, seperti dinukil dari AFP, Selasa (4/2).
Muslim di negeri Alpen, yang penduduknya mayoritas beragama Katolik, itu kali pertama mengajukan permintaan pembangunan masjid pada 1960-an. Kala itu, Slovenia masih bagian dari Yugoslavia yang berhaluan Komunis.
Perizinan akhirnya keluar 15 tahun lalu, tapi ditentang politikus sayap-kanan, plus tak ada dana. Pembangunan baru dimulai pada 2013, menelan dana sekira 34 juta euro. Angka ini, menurut Grabus, jauh lebih besar dari donasi yang diberikan Qatar, 28 juta euro.
Masjid baru itu dapat menampung 1.400 jamaah. Terdiri atas enam bangunan utama di dalam kompleks Pusat Budaya Islam. Selain kantor, terdapat lembaga pendidikan di dalamnya termasuk perpustakaan, restoran, dan lapangan basket. Sementara tinggi minaret-nya menjulang hingga 40 meter ke angkasa.
Struktur bangunan terbuat dari bata putih. Dikombinasikan dengan baja, kaca, dan kayu. Interior masjid didominasi warna biru, termasuk karpetnya yang luas-mengingatkan kita pada Masjid Biru di Istanbul, Turki.
“Kami ingin memadukan nilai-nilai Islam dengan arsitektur kontemporer,” tutur sang arsitek, Matej Bevk. Ia menambahkan, fasad kaca di bagian tengah merupakan representasi keterbukaan dan transparansi yang dijunjung tinggi oleh Islam.
Sebelum ini, Muslim Slovenia-tercatat 2,5 persen dari total penduduk 2 juta jiwa-sembahyang dan menggelar acara keagamaan di gedung olahraga atau aula sewaan. [nk]