TERNATE, SM–Masih ingat di balik uang kertas 1000 rupiah, itulah gambar pemandangan Pulau Maitara dan Pulau Tidore. Dua pulau itu merupakan bagian dari propinsi kepulauan Maluku Utara yang dulu beribukota di Ternate sebelum pindah ke Sofifi. Pemandangan aslinya jauh lebih indah dibanding gambarnya.
Pembina DKM Masjid An-Nuur yang sekaligus CEO Pandu Ligistics, HM. Bhakty Kasry memimpin rombongan untuk silaturahim dan menikmati keindahan ciptaan Allah yang ada di Kota Ternate seperti tergambar di uang kertas seribuan itu pada 15 Februari 2016. Dalam rombongan juga mengikutsertakan Imam Masjid An-Nuur dan Istiqlal Ustadz Hasanudin Sinaga, MA. Perjalanan menuju dua masjid, yaitu Masjid Sultan Ternate dan Masjid Raya Al-Munawar.
Rombongan yang terdiri dari 13 orang ini menikmati keindahan Kota Ternate. Rombongan menyelenggarakan shalat lima waktu dan qiyamullail berlanjut shalat Subuh berjamaah. Qiyamullail yang diimami Ustadz Hasanudin Sinaga diadakan di Masjid Raya Al-Munawar.
Sigi Lamo, Masjid Sultan Ternate
Masjid Sultan Ternate, atau oleh masyarakat setempat biasa menyebutnya sebagai Sigi Lamo, dalam bahasa Ternate, Sigi berarti masjid dan Lamo bermakna besar. Masjid Sultan Ternate memang masjid pertama di Ternate dan terbesar di jamannya. Masjid ini menjadi bukti keberadaan Kesultanan Islam pertama di kawasan timur Nusantara ini.
Ada perbedaan pendapat mengenai waktu pembangunan Masjid Sultan Ternate. Sebagian pendapat mengatakan masjid ini dibangun pada 1633 M oleh Sultan Hamzah. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa, masjid ini dibangun pada tahun 1606 M masa Sultan Saidi Barakati.
Kesultanan Ternate mulai menganut Islam sejak raja ke-18, yaitu Kolano Marhum yang bertahta sekitar 1465-1486M. Penggantinya adalah Zainal Abidin (1486-1500), yang makin memantapkan Ternate sebagai Kesultanan Islam dengan mengganti gelar Kolano menjadi Sultan.
Masjid Raya Al Munawar dibangun pertengahan tahun 2003, dan baru di resmikan pada 6 Agustus 2010. Masjid ini terletak di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, yang merupakan ikon kota Ternate dan menjadi kebanggaan warganya.
Masjid Raya Al Munawar di bangun diatas lahan seluas 6 hektar, dengan luas bangun masjidnya sendiri mencapai 9.512 meter persegi. Masjid Al Munawar dapat menampung sekitar 15.000 jamaah sekaligus, hal ini dinilai sangat wajar karena mengingat Kota Ternate sebagai Kota Madani, dimana 95% penduduknya beragama Islam.
Masjid ini berdiri di bibir pantai Swering Gamalama, dengan mempunyai empat buah tiang menara, dimana dua di antara-nya berada di darat, dan dua menara terendam di laut. Karena hal tersebut Masjid Raya Al Munawar sering disebut Masjid terapung. [FR]