Oleh Laelatul Zannah , Mahasiswa Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI
Husnudzan adalah berbaik sangka terhadap segala ketentuan dan ketetapan allah yang diberikan kepada manusia. kata husnudzan juga sering dikenal dengan istilah positive thinking yang artinya berprasangka baik dan senantiasa berfikir positif terhadap kejadian yang dialami. Husnudzan merupakan salah satu sifat terpuji yang wajib dimiliki manusia dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal ini Allah swt berfirman:
Yang Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! jauhilah dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kamu merasa jijik. dan bertaqwa allah kepada allah, sungguh allah maha penerima taubat, maha penyayang”( Q.S Al-hujurat/ 49:12)
Tiga bentuk husnudzan:
1. husnudzan kepada allah swt.
Husnudzan kepada allah artinya berbaik sangka kepada allah terhadap apa yang telah diterima husnudzan kepada allah yaitu selalu berpikir positif terhadap rencana allah dan memohon petunjuk kepadanya agar dapat melaksanakan atau melakukan rencana allah terhadap dirinya.
Contoh husnudzan kepada allah swt :
a.) kemiskinan atau kekurangan harta merupakan salah satu ujian dari allah supaya tetap bersabar dan ikhtiar dalam mencari rizki dan terus berjuang dengan penuh optimis agar tidak menjadi kufur nikmat. semua yang terjadi baik berupa ujian hidup dan cobaan yang menyulitkan dirinya itu dihadapi dengan sabar dan tetap bertaqwa.
b.) Tidak lulus ujian atau belum sukses terhadap cita-citanya dan ia berhusnuzan bahwa allah swt mempunyai rencana yang lebih baik untuk dirinya.
c.) Musibah bencana dan sakit menimpa dirinya sebagai cobaan atau ujian yang harus dihadapi dengan sabar, ikhlas, dan tawakal. karena seseorang yang beriman dan bertaqwa tidak akan terlepas dari cobaan atau ujian tersebut Allah swt berfirman (Q.S Al-Baqarah/2:214) yang artinya: “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, Kapankah datang pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.”
2. Husnuzan terhadap diri sendiri
Husnudzan terhadap diri sendiri yaitu sikap dan perilaku orang beriman dan bertakwa kepada allah dengan menerima apa adanya dan tetap berbaik sangka kepada allah dan tidak menyesali keadaan dan keberadaannya misalnya nama yang menurutnya tidak bagus, jenis kelamin yang tidak diinginkan, fisik tidak sempurna atau cacat, keadaan orang tua yang tidak kaya, dan tidak memiliki kesempurnaan keluarga atau kelemahan lainnya. orang yang senantiasa husnudzan tetap bersyukur kepada allah bagaimanapun keadaannya karena semua manusia di hadapan allah swt adalah sama kecuali ketaqwaan Allah swt berfirman: ” wahai manusia! sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan kemudian kami jadikan kamu berbangsa bangsa dan beri suku-suku agar kamu saling mengenal. sungguh yang paling mulia di antara kamu di sisi allah ialah orang yang paling bertaqwa. sungguh, allah maha mengetahui, mahateliti.” (Q.s Al-hujurat/49:13)
Contoh husnudzan terhadap diri sendiri:
a.) Memiliki fisik yang tidak sempurna kita harus tetap optimis dalam hidup dan husnudzan terhadap allah swt.
b.) Mau bekerja keras, sabar dan tawakal dalam upaya mengubah keadaan dirinya agar memiliki masa depan yang lebih baik lagi.
c.) Menghormati ayah dan ibu walaupun keadaan fisik atau sepatu sosialnya rendah
d.) Menyayangi diri sendiri dengan tidak melakukan tindakan yang dapat merusak fisik dan jiwa seperti mabuk-mabukan, narkoba, mengupat dan lain sebagainya.
e.) Rajin belajar dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan sebaik-baiknya dan tidak berputus asa.
3. Husnuzan terhadap sesama manusia
Husnudzan terhadap sesama manusia merupakan sikap dan perilaku orang beriman dan bertaqwa yang senantiasa berprasangka baik terhadap sesama manusia. Ia menyadari bahwa buruk sangka terhadap orang lain adalah dosa (lihat Q.S Al-hujurat/49:12)
contoh husnudzan terhadap sesama manusia
a.)Senang melihat orang lain jika mendapatkan kebahagiaan atau keberhasilan dan mengucapkan selamat atas keberhasilan orang tersebut.
b.) Menghindari sikap dan perilaku menggujing atau mencari-cari kesalahan orang lain dan serta berburuk sangka atau curiga yang berlebihan kepada orang lain.
c.) Menunjukkan rasa iba atau turut prihatin kepada orang lain jika mendapatkan musibah atau kesulitan serta segera memberikan pertolongan sesuai dengan kemampuan.
d.) Menjadi buruk sangka kepada orang lain. apabila mendengar berita wajib ditelusuri kebenarannya. firman allah swt (Q.S Al-hujurat/49:6)
e ) Menjauhi perbuatan intip mengintip atau mencari-cari kesalahan orang lain Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda yang artinya: “jauhilah sikap buruk sangka, sebab buruk sangka itu peristiwa yang nista, jangan kamu intip-mengintip, jangan singgung- menyinggung (perasaan), jangan susah -menyusahkan jangan dengki- mendingki, jangan ber marah-marahan, dan jangan bertolak belakang, kamu semua adalah hamba allah yang bersaudara (HR Bukhari)