JAKARTA, (SM)– Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menegaskan, isu pemberitaan yang belakangan ini muncul bahwa ada calon jamaahhaji yang tidak bisa berangkat karena masalah visa, itu sepenuhnya tidak benar, karena seluruh jamaah haji Indonesia yang ada di gelombang pertama, seluruhnya sudah memiliki visa.
“Saya ingin mengklarifikasi terkait isu pemberitaan yang belakangan ini muncul bahwa ada calon jamaah haji yang tidak bisa berangkat karena masalah visa, itu sepenuhnya tidak benar, karena seluruh jamaah haji Indonesia yang ada di gelombang pertama, itu seluruhnya sudah memiliki visa, jadi sudah 100 persen terselesaikan,” terang Menag kepada Pinmas di Jakarta, Sabtu (13/8).
Dikatakan Menag, kasus yang terjadi seperti di Kabupaten Sumedang, sesungguhnya karena ada jamaah yang seharusnya berangkat di gelombang kedua, tapi karena teman atau saudaranya di gelombang pertama ia ingin pindah ke gelombang pertama keberangkatannya, karena jamaahtersebut di gelombang kedua, visanya tentu sedang diproses dan belum selesai.
“Saya sudah intruksikan (kepada PPIH di seluruh embarkasi) bahwa perpindahan kloter ini sebaiknya tidak dilakukan, karena akan mengubah atau mengganggu formasi kloter-kloter yang sudah ditetapkan,” ujar Menag.
“Tidak benar ada jamaah yang tidak bisa berangkat karen visa, karena seluruh jamaah gelombang pertama sudah selesai dan tinggal 262 paspor saja yang belum memiliki visa dan itu milik jamaah gelombang kedua, yang baru tanggal 22 Agustus 2016 nanti keberangkatannya ke Tanah Suci,” imbuhnya.
Menag menegaskan, pemerintah berkewajiban memberangkatkan jamaah haji yang memang sudah ditetapkan tahun ini.
“Jadi sebenarnya tidak ada jamaah tertunda, jadi penundaan itu karena kemauan jamaah bersangkutan, itu pun harus ada kondisi yang menyebabkan jamaah tersebut memungkinkan menunda keberangkatannya, misalnya karena sakit, tapi kalau tidak alasan yang cukup kuat, kita tidak mengendaki adanya perubahan keberangkatan, karena akan mengganggu kloter-kloter yang sudah ditetapkan, dan menyebabkan kekosongan kursi (open seat), dan kursi kosong tersebut juga harus diisi karena ditinggalkan tadi,” jelas Menag.
“Apalagi yang seharusnya berangkat di gelombang kedua, lalu minta dimajukan, itu sulit, karena di gelombang pertama pun sudah terisi dan sudah ditetapkan,” katanya.
Kepada jamaahhaji yang akan berangkat, Menag berpesan agar seluruh jamaah jangan membawa benda-benda yang aneh, karena akan menyulitkan sendiri saat tiba di Tanah Suci. Seperti diketahui, ada jamaahyang tertahan bandara Madinah karena membawa ramuan terentu yang disinyalir narkoba dan benda aneh yang mirip jimat.
“Yang terkait obat-obatan, percayakan kepada tim kesehatan haji Indonesia di Tanah Suci, mereka akan membantu kesehatan jamaah, dan jangan bahwa benda yang aneh-aneh, fokuslah kepada ibadah haji, Insya Allah, Allah Swt akan melindungi kita,” ucap Menag. [FR-Pinmas]