Masjid “Si Pitung” Al-Alam (1600-an)
Masjid Al-Alam atau lebih kesohor disebut Masjid Si Pitung ini menjadi saksi Pitung Kecil karena banyak menghabiskan waktunya di masjid ini. Ia belajar agama, belajar beladiri sampai sembunyi dari opas dan kompeni, juga di masjid ini.
Masjid yang terletak persis di tepi Pantai Marunda Pulau, Kelurahan Cilincing ini diperkirakan dibangun pada tahun 1600-an. Meski telah berusia 400 tahun, uniknya masjid ini cukup terawat dengan baik walau kondisi ketuaannya tak bisa disembunyikan.
Masjid ini memiliki arsitektur mirip Masjid Demak, namun berskala lebih mini-ukuran 10×10 m2. Atapnya yang berbentuk joglo ditopang oleh 4 pilar bulat “kuntet,” seperti kaki bidak catur. Mihrab yang pas dengan ukuran badan menjorok ke dalam tembok, berada di sebelah kanan mimbar.
Selain diramaikan oleh para jamaah yang akan shalat di masjid ini, Masjid Al-Alam juga diramaikan oleh para pendatang yang berziarah di makam Pitung. Hal ini terlihat dengan dibangunnya sebuah pendopo persis di belakang masjid, sebelah timur yang terkesan sengaja dihadirkan untuk upacara-upacara khusus. Sejak tahun 1975 Masjid Al-Alam dinyatakan sebagai cagar budaya.
Tidak diketahui pasti siapa pendiri masjid ini, minimnya data sama halnya dengan ketidaktahuan masyarakat sekitar masjid. Bahkan tokoh masyarakat di sekitar rumah tinggal Si Pitung sekalipun. Konon, menurut H. Atit, salah seorang pengurus masjid, bahwa masjid ini dibangun hanya dalam tempo sehari semalam saja. Ketika pasukan dan rombongan Pangeran Fatahillah datang ke Marunda sesaat setelah menang perang dengan Portugis di Sunda Kelapa. [fathur-bbs]