SUARAMASJID| Jakarta–Indonesia dengan destinasi wisata Muslim menjadi peluang untuk pengembangan travel muslim. Asosiasi Tour Leader Muslim Indonesia (ATLMI) mencatat ada 1.500 lebih pemandu wisata Muslim di seluruh Indonesia. Jumlah ini belum mencakup mereka yang belum terdata. Karena itu, ATLMI akan melakukan database lebih lanjut.
“Ini adalah potensi besar. Jadi, banyak sekali. Ke depan, IITCF dan ALTMI akan bersinergi. IITCF konsennya pada pendidikan dan pelatihan-pelatihan, sedangkan ATLMI benar-benar asosiasi tour leader Muslim.” papar Ketua Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF) Priyadi Abadi saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.
Menurut Priyadi penggagas ATLMI, kehadirannya ATLMI ini untuk mengisi kekosongan wadah profesi pemandu wisata (tour leader) Muslim di Tanah Air. “Selama ini teman-teman pelaku bisnis travel Muslim, di mana mereka para tour leader sebagai profesi belum punya rumah atau wadahnya. Melalui ATLMI ini kita wadahi,” ungkapnya.
Keberadaan ATLMI nantinya akan berguna sebagai payung hukum yang menegaskan legalitas profesi pemandu wisata Islami. Sejauh ini, tambah Priyadi, yang sudah ada hanya asosiasi pemandu wisata umum atau tak spesifik Muslim.
Karena itu, hadirnya ATLMI dapat dianggap sebagai terobosan untuk pelaku bisnis maupun konsumen wisata halal. “Asosiasi travel penyelenggara umrah dan haji, itu memang sudah ada. Tetapi pelakunya, atau profesi tour leader, belum ada. Jadi, inilah yang mau kita luncurkan. Kita yakin, akan banyak sekali yang bergabung,” ujarnya.
Dengan ATLMI, kata Priyadi, para pemandu wisata Islami dapat menemukan perlindungan hukum bila sewaktu-waktu membutuhkan. Kemudian, dia mengungkapkan, ATLMI juga memiliki program-program sertifikasi profesi tour leader Islami.
“Sertifikasi memang itu kan program pemerintah dalam rangka standarisasi kepada profesi ini (pemandu wisata Islami) agar bisa bersaing. Nanti kita juga bekerja sama dengan pemerintah,” sambungnya. [FR]