SUARA MASJID–Setiap manusia di dunia ini mempunyai kitab ajal. Garis kematian kita telah ditentukan jauh sebelum kita dilahirkan di dunia ini. Itulah yang harus kita ketahui dan sadari bahwa hidup kita di dunia ini sangat singkat. Kita mesti jeli terhadap tanda-tanda kematian.
“Orang yang cerdas adalah orang yang mengingat mati dan mempersiapkan diri setelah mati”… (HR Muslim).
Dan sesungguhnya umat Muslim itu memang harus mengingat kematian. Kita wajib waspada terhadap tipu daya dunia ini. Kita harus berusaha mencari jalan agar kita sampai pada tujuan yang sebenarnya, yakni syurganya Allah SWT. Caranya dengan kebaikan dan perbaikan.
Itulah ciri-ciri umat Islam yang sebenarnya. Gampang saja menilainya. Misalnya, lihat saja, kalau shalat orang itu benar bisa dipastikan ia akan mampu menjaga diri. Menjaga dirinya dari perbuatan mencuri, menipu, ghibah, korupsi dan pebuatan zina.
Bulan Ramadhan, waktunya kita untuk bertazkiyatunnafs. Karena cuma di bulan inilah mungkin kita bisa fokus untuk lebih bertaqarrub kepada Allah. Kita bersihkan diri kita, dari segala dosa yang ada. Kita ubah sikap dan perilaku kita yang mungkin tidak baik pada bulan-bulan sebelumnya.
Di bulan Ramadhan ini kita dibakar oleh Allah untuk dicetak sebagai pribadi yang mulia. Dan tentunya memerlukan waktu yang tidak bisa dibilang sebentar, yakni 29 atau 30 hari. Contohnya saja besi, besi itu kalau dipanaskan memerlukan waktu yang cukup dan hasil dari memanaskan besi itu dapat dijadikan beberapa alat yang berguna, seperti gergaji, palu, pisau, sendok, dan sebagainya, bahkan apabila di proses lebih lama lagi akan menjadi barang yang sangat canggih seperti pesawat, kapal, motor dan sebagainya. Nah, kalau besi saja butuh waktu untuk menjadikannya bermanfaat, maka sama halnya seperti manusia. Manusia butuh waktu untuk menjadikan dirinya bernilai, bermanfaat, dan mulia. Salah satunya adalah dengan cara berpuasa di bulan Ramadhan ini.
Ada 4 hal yang akan dibakar oleh Allah dalam diri kita apabila kita bersungguh-sungguh menjalankan ibadah puasa ini, yakni:
- Dosa kita kepada Allah.
Sadar atau tidak kita pasti punya atau pernah melakukan dosa kepada Allah SWT terkadang kita bersikap acuh kepada urusan yang satu ini. Kita sering melakukan dosa tapi tak pernah meminta ampun pada Allah. Sebelum bulan puasa kita adalah seorang pembohong, dan setelah bulan Ramadhan berakhir kita masih saja suka berbohong. Padahal umat Islam adalah mereka yang senantiasa melakukan kebaikan dan perbaikan.
- Dosa antar sesama
Setiap orang itu pasti punya kesalahan baik disengaja atau pun tidak. Kesalahan yang kita lakukan pada teman, saudara, keluarga, masyarakat dan sebagainya. Kadang hanya gara-gara perkara sepele bisa menyebabkan tersinggung antar satu sama lain dan silaturahim merenggang.
Dan di bulan Ramadhan inilah seharusnya kita bisa kembali mempererat tali silaturahim yang merenggang tersebut. Di bulan ini, kesalahan antar teman dihapus dengan seringnya kita melakukan ta’lim bersama atau membuat kelompok pengajian. Antar keluarga kita diperdekatkan dengan sahur bersama dirumah, buka puasa bersama, dan waktu luang untuk berkumpul pun menjadi banyak dan lain sebagainya.
- Darah daging yang kotor
Ketahuilah bahwa orang yang rutin berpuasa akan mengalami perubahan yang positif dalam tubuhnya. Sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa dengan melakukan terapi puasa akan membantu menghilangkan berbagai macam penyakit, seperti diabetes, darah tinggi dan lain-lain. Sangat jarang orang yang melakukan puasa malah menjadikan dirinya lemah. Bahkan Rasul dan sahabat saat berperang lebih banyak dilakukan saat berpuasa dan banyak menuai kemenangan di sana.
- Sifat-sifat buruk
Dengan adanya bulan Ramadhan ini, tentunya kita dilatih untuk beraktivitas lain dari biasanya. Sebelumnya, kita hanya bisa bangun pagi pukul lima atau enam, tapi di bulan Ramadhan, kita bangun lebih awal untuk melaksanakan sahur. Di bulan Ramadhan kita akan menjadi lebih sering melakukan amal baik daripada amal buruk. Seperti memberi antar sesama, tadarus Al Quran, shalat tarawih berjamaah, mendengarkan ceramah dan lain-lain. Inilah yang akan membantu kita untuk mengikis sedikit demi sedikit sifat-sifat buruk yang ada dalam diri kita. Sombong, riya, pelit, atau suuzhzhan akan berubah menjadi sifat yang tawadhu’, dermawan, terpuji, dan selalu berkhusnuzhzhan. Semoga sifat-sifat seperti ini bisa dipertahankan setelah Ramadhan itu berakhir dan tentu kita akan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Wallaahua’lam bishshawaab. [FR]