SUARAMASJID.com| Jakarta–PT. Veritra Sentosa Internasional atau Paytren tengah memenuhi seluruh persyaratan yang diberlakukan oleh pihak Dewan Syariah Nasional-MUI untuk mendapatkan sertifikasi halal. Paytren berkomitmen untuk menjadikan bisnisnya sesuai dengan syariah.
Direktur Utama Paytren Hari Prabowo mengatakan dalam bisnis yang dikembangkan PayTren ini mengandung unsur ibadahnya, pasalnya setiap transaksi yang dilakukan oleh mitra terdapat potongan untuk sedekah.
Menurut Hari, April tahun ini, PayTren berhasil mendonasikan Rp 10 miliar kepada Program Pembibitan Penghapal Alquran (PPPA) Daarul Qur’an. Donasi ini berasal dari mitra PayTren dan margin transaksi di Paytren.
Hari menjelaskan, pihaknya tidak menghimpun dana sedekah dari masyarakat. Akan tetapi ada dua macam sumber sedekah dari aplikasi PayTren. “Pertama, sedekah mitra secara langsung melalui aplikasi Paytren dan diterima oleh PPPA Daarul Qur’an tanpa ada syarat apapun dan berapapun nilainya,” jelasnya diacara satu dekade PPPA Darul Quran yang digelar di Balai Sudirman, Jakarta beberapa waktu lalu.
Kedua, sambung Hari, sedekah yang secara sistem disisihkan dari seluruh margin transaksi di Paytren. Sumber margin adalah fee admin yang biasa diterima oleh perbankan. “Kami tidak melalukan mark-up kecuali pulsa, khusus pulsa kami dapat profit antara Rp 400 sampai Rp 500 setiap transaksi,” ujarnya.
Kemudian, seluruh margin yang diperoleh dipotong 2,5 persen lalu dipotong lagi untuk operasional kurang lebih 12 persen. Sisanya jadi cashback bagi mitra. “Dana yang kami sedekahkan mengikuti program PPPA Daarul Qur’an, ada banyak di antaranya pengadaan ambulance, jembatan, dan kebun organik,” tuturnya.
Hari menegaskan, meski PayTren sedang melakukan proses sertifikasi halal, apa yang diterapkan sesuai dengan syariah, “Insya Allah walau belum dapat sertifikat Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI yang saat ini sedang dalam proses, kami menerapkan nilai-nilai syar’i di dalamnya. Walau demikian Paytren tetap merah putih, insya Allah,” ujarnya. [FR]