Masjid Baitul Ihsan hadir di tengah-tengah para bankir di pusat perkantoran Bank Sentral. Kehadirannya mengajak menyelaraskan kesibukan duniawi dengan balutan ukhrowi. Bagaimana kegiatan di masjid ini?
Pekerjaan sebagai bankir memang penuh resiko. Pasalnya bergelimangnya uang nasabah akan menjadi godaan tersendiri bagi para bankir untuk bersikap amanah dalam menjalankan tugasnya. Apalagi di tengah krisis yang merembet ke tanah air.
Besarnya resiko para bankir nampaknya kudu diimbangi dengan nilai-nilai relijius agar tugas yang diemban para bankir sejalan dengan norma dan nilai-nilai agama Islam. Di Masjid Baitul Ihsan, masjid yang terletak di pojok komplek Bank Indonesia itu, para bankir menyelaraskan pekerjaan dalam bingkai nilai relijius.
Masjid megah dengan artistik interior dan eksterior ala Timur Tengah ini, membawa kedamaian bagi para jamaah yang menjalankan ibadah di masjid ini. Lebih dari itu, banyaknya ragam kegiatan yang disuguhkan oleh Manajemen Masjid Baitul Ihsan sarat dengan nilai-nilai motivasi untuk peningkatan sumber daya insani.
Sejak kantor BI pindah dari Kota ke gedung BI Thamrin awal tahun 60-an, mulai terasa keinginan memiliki masjid di lingkungan perkantoran BI. Dari catatan sejarah, bahwa BI telah mempelopori tersedianya sarana peribadatan bagi umat Islam di gedung BI Kota pada awal 50-an.
Peletakan gedung masjid berada di sebelah barat perkantoran BI menjadi gambaran sebagai ‘imam’ terhadap perkantoran yang ada di sebelah timurnya. Hal ini sebagai cermin bahwa segala hal yang dilakukan dalam kegiatan bekerja adalah ibadah semata karena Allah.
Masjid BI mempunyai banyak kegiatan dakwah yang dilakukan hampir setiap hari, karena masjid ini juga mengadakan shalat berjamaah lima waktu. Beberapa kajian rutin terdiri dari kajian lepas Dzuhur setiap Senin sampai Kamis, kajian lepas kerja yang dilakukan setiap Rabu sampai Jum’at dan kajian muslimah setiap Rabu. Selain itu juga ada acara besar seperti pelaksanaan khutbah Jum’at, Tahun Baru, Maulid Nabi Muhammad saw, Isra’ Mi’raj, paket program Ramadhan, Nuzulul Quran, Idul Fitri dan Idul Adha.
Selain kegiatan rutin tiap hari, masjid ini juga aktif dalam berbagai kegiatan program pendidikan, sosial dan bisnis, seperti memiliki bisnis jasa travel haji dan umroh Baitul Ihsan yang menyediakan program reguler maupun khusus. Masjid BI juga mempunyai penerbitan untuk buku-buku yang diterbitkan oleh Baitul Ihsan. Untuk pemberantasan buta huruf al-Qur’an, masjid ini membuka kelas TPA bagi para dhuafa yang diadakan setiap Sabtu dan Minggu. Serta melayani event spesial seperti akad nikah di masjid.
Masjid BI mempunyai misi meningkatkan kualitas keimanan dan intelektual Islam pegawai Bank Indonesia, keluarga, dan masyarakat sekitarnya serta memberikan manfaat bagi umat Islam secara khusus.
Untuk tetap bisa berjalan seluruh program yang diselenggarakan pihak masjid, maka masjid ini dikelola dengan manajemen modern, di mana struktur organisasinya jelas yang diperbaharui setiap periode.
Masjid Baitul Ihsan BI ini mulai dibangun pada pertengahan tahun 1998. Kemudian masjid itu sendiri diresmikan penggunaanya pada tanggal 18 Mei 2001. Masjid Baitul Ihsan berada di dalam komplek perkantoran BI. Masjid ini terdiri dari tiga lantai.
Lantai Basement; dipergunakan untuk kantor pengurus masjid, perpustakaan, ruang simpan dan dan ruang shalat dengan kapasitas 400 jamaah, dengan luas keseluruhan 1080 m2.
Lantai Dasar; sebagai lantai utama masjid untuk ruang shalat, seluas 1087 m2 yang dapat menampung 1.040 jamaah.
Lantai Mezanine; dipergunakan ruang shalat, seluas 596 m2 yang dapat menampung 545 m2.
Selain itu masih ada satu lantai yang diberi nama Lantai Terbuka (plaza dan selasar). Sebagai ruang terbuka serba guna masjid seluas 1098 m2 yang dapat dipergunakan untuk perluasan tempat shalat, terutama pada hari Jum’at yang dapat menampung 940 jamaah.
Masjid ini juga dilengkapi dengan fasilitas sistem udara (AC), supply daya listril, sistem tata suara, sistem air bersih, sistem air kotor dan sistem fire alarm.