SOLO (SM)–Berbagi saat berbuka dengan Bubur Samin di Kota Solo, membawa kedamaian. Itulah suasana yang hadir saat puluhan warga Jayengan, Solo berdatangan ke Masjid Darussalam. Mereka menanti bubur matang dan bersantap bersama saat waktu berbuka tiba.
Setiap tahun, setiap bulan puasa, Masjid Darussalam, Jayengan, Solo, selalu ramai. Banyak warga berdatangan untuk beribadah dan terutama waktu bersantap bersama saat buka puasa dengan menu khas, bubur samin.
Menurut takmir Masjid Darussalam, Sulaiman, kata samin berasal dari nama bumbu berupa minyak berwarna kuning. Bumbu tersebut untuk menambah aroma segar dan rasa gurih.
“Minyak samin itu menjadi khasnya, minyak kapulaga Arab yang sering disebut samin. Minyak ini membuat badan menjadi sehat dan juga rasa rempah rempahnya kuat, dan bikin bubur berwarna kuning,”katanya seperti dikutip kompas.com (8/6).
Sulaiman menambahkan, proses memasak bubur samin kurang lebih tiga jam dan dikerjakan lebih dari lima orang.
Setiap orang mempunyai tugas masing masing dari meracik bumbu hingga mengaduk bubur. Panci berukuran jumbo pun disediakan untuk melayani warga dan jemaah masjid. Kurang lebih panci berukuran kurang lebih 1,5 meter, diamater 50 cm, mampu memasak bubur untuk sekitar 500 hingga 600 porsi. [FR]