JAKARTA-SM. Keluarga Besar Polda Metro Jaya patut berbangga, pasalnya markas besar kepolisian ini sekarang memiliki masjid besar nan indah dengan jamaah berlimpah. Masjid yang terletak di belakang Polda Metro Jaya ini bernama Masjid Al-Kautsar.
Masjid Polda Metro Jaya yang dibangun di atas tanah seluas 4.278 m2 dengan luas bangunan 2.300 m2 dirancang sebagai masjid yang ramah lingkungan. Di mana taman-taman cukup menghiasi masjid ini. Sehingga masjid ini memberikan nuansa religius yang indah, sejuk dan ramah.
Sebagaimana namanya, Al-Kaustar yang memiliki makna ‘nikmat yang banyak’. Kiranya pembangunan masjid ini sebagai realisasi rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat-Nya yang melimpah. Harapannya, penamaan masjid ini memiliki kesamaan dengan telaga Al-Kautsar yang sejuk nan indah di surga.
Ide pembangunan masjid ini datang dari pejabat Kapolda Metro Jaya saat itu, Komjen Pol. Drs. Makbul Padmanagara. Dibangunnya masjid ini sebagai pengganti Masjid Fadhillah yang dibongkar karena adanya rencana pembangunan gedung Densus 88 Polda Metro Jaya.
Tepatnya pada Jumat 29 Oktober 2004, dimulailah proses pembangunan Masjid Al-Kaustar ini. Peletakan batu pertama oleh Kapolda Metro Jaya saat itu, Irjen. Pol. Drs. Firman Gani. Kemudian pembangunan masjid ini dilanjutkan oleh Kapolda Metro Jaya selanjutnya, Irjen. Pol. Drs. Adang Firman. Masjid ini rampung diselesaikan selama 3 tahun 7 bulan. Tepatnya pada 31 Mei 2008 masjid ini diresmikan.
Desain masjid baik eksterior maupun interior memperlihatkan percampuran budaya. Masjid ini tidak sepenuhnya mengadopsi pola bangunan bangunan masjid dari wilayah Timur-Tengah, melainkan mengadopsi seni Eropa dan Jawa.
Jamaah masjid Al-Kautsar ini banyak dari kalangan anggota kepolisian Polda Metro Jaya, selain itu juga banyak datang dari karyawan yang bekerja di gedung-gedung di lingkungan sekitar masjid.
Begitu juga ketika shalat Jumat. Jamaah berasal dari wilayah sekitar masjid, karena keberadaan Masjid al-Kautsar berada di antara Gedung Artha Graha, Bursa Efek Jakarta, Sudirman Electronic City, dan gedung-gedung lainnya.
Untuk memberikan pencerahan terhadap ilmu keislaman, pengurus masjid selalu menggelar pengajian rutin yang diselenggarakan pengajian setiap hari usai shalat Dhuhur berjamaah.
Adapun filosofi masjid ini dapat digambarkan dari motif bangunan masjid ini, yaitu adanya tiga beda ketinggian level dari masjid. hal ini melambangkan level pertama door lop selasar melambangkan Iman, level kedua serambi melambangkan Islam, dan level ketiga atap bangunan melambangkan Ihsan.
Masjid ini memiliki kubah utama yang dibungkus dengan tembaga di dampingi empat kubah yang menempel di dinding bawah serta pintu akses masuk yang berjumlah empat buah melambangkan ajaran Islam yang satu dan utuh dipandu oleh empat mazhab yang dikenal umat Islam Indonesia yaitu Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Syafi’i dan Imam Hambali.
Masjid ini juga memiliki dua tower utama yang mengapit pintu masuk masjid menggambarkan bilangan dua kalimat syahadat. Begitu juga hadirnya lima kubah besar yang menggambarkan lima rukun Islam. Kelima kubah itu terletak di atas tempat wudlu sebanyak dua buah, di atas tower tangga sebanyak dua buah dan kubah utama berlapis tembaga.
Adapun menara masjid ini memiliki enam buah melambangkan rukun Iman, yaitu menara yang terletak di tempat wudlu sebanyak empat buah dan dua buah di serambi masjid. sedangkan pilar utama masjid sebanyak sembilan buah melambangkan tokoh penyebaran agama Islam di Indonesia khususnya di Pulau Jawa yaitu Wali Songo.
Masjid ini juga memiliki tiang bulat yang secara keseluruhan berjumlah 99 buah yang melambangkan Asmaul Husna. Sedangkan jumlah seluruh kubah dan menara berjumlah 25 buah yang melambangkan 25 Rasul yang diimani.
Gambaran filosofi pembangunan masjid ini diharapkan dapat mendorong umat Islam, khususnya Keluarga Besar Polda Metro Jaya mampu meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT. [fathur]