SUARAMASJID| Tangerang–Pakar hukum tata negara Prof Dr Yusril Ihza Mahendra, SH, MSc mengajak para alim ulama, tokoh-tokoh pesantren, para santri untuk terjun berpolitik, dan tidak alergi terhadap politik.
“Para ulama, para santri, tokoh-tokoh pesantren dan umat Islam di Indonesia janganlah jadi penonton dan/atau tamu di rumah sendiri,” kata Yusril Ihza Mahendra dalam Saresehan Internasional Peringatan Milad ke-50 Pesantren Daarul Qolam di Tangerang, beberapa waktu lalu.
Menurut Prof Dr Yusril, para ulama, santri-santri dan para tokoh Islam perlu terjun ke dunia politik untuk meraih kekuasaan, karena kekuasaan itu dapat digunakan sebagai alat untuk menerapkan hukum-hukum Islam di negara kita yang mayoritas penduduknya Muslim.
“Kita harus menghargai usaha para kiyai, para santri, para da’i dan para ulama dalam mempertahankan umat Islam di lapisan bawah, tapi janganlah dilupakan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan bangsa ini secara umum,” kata Guru Besar Hukum di beberapa Universitas/Perguruan Tinggi itu.
Dikatakannya, permasalahan dalam menegakkan syariat Islam itu adalah hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum positif. Artinya, aturan yang berlaku adalah hukum yang sudah disahkan lewat Undang-Undang.
“Proses transformasi dari Hukum Syariah ke Hukum Positif itu bisa berlangsung kalau kita punya power (kekuatan) di bidang politik,” tukasnya.
“Kalau kita tidak punya kekuatan itu maka Hukum Syariah itu hanya akan jadi kitab-kitab atau ilmu di pesantren-pesantren atau pengajian-pengajian saja,” kata Yusril. [FR]