SUARA MASJID | Jakarta, Rabithah Ulama dan Dai Asia Tenggara menggelar seminar internasional pembelaan tanah suci Islam di Grand Hotel Cempaka, Jakarta, pada 22 Syawal 1439 H/6 Juli 2018 M.
Kegiatan itu menghadirkan sejumlah pembicara pemerhati pembebasan Palestina diantaranya, Syaikh Dr. Murawi Nassar dan Syaikh Dr. Isa Al Asmali, Ustadz Bachtiar Nasir, Ustadz Zaitun Rasmin, Ust Ahmad Rofii, dan Ust Wafi dari Jatman NU.
Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustadz Zaitun Rasmin selaku salah satu pembicara membacakan pernyataan sikap forum seminar, bahwa keberadaan tanah suci bagi agama apapun tidak bisa dipisahkan dari aqidah dan ibadah umatnya.
“Demikian juga keberadaan kota Mekah, Madinah, dan Baitul Maqdis tidak bisa dipisahkan dari Aqidah dan Ibadah kaum muslimin,”katanya.
Menurut Zaitun, Kaum muslimin di seluruh dunia wajib bersyukur atas terpeliharanya dua kota suci utama, yaitu Makkah dan Madinah, dalam penjagaan dan pemeliharaan penuh kaum muslimin di bawah kepemimpinan yang mulia Raja Saudi Arabia sebagai pelayan dua kota suci.
“Namun demikian, kaum muslimin tidak boleh lupa dengan kondisi kota suci yang ketiga, yaitu Baitul Maqdis yang sudah lebih dari tujuh puluh tahun dalam cengkeraman penjajahan Zionis Israel hingga saat ini,”ujarnya.
Sejatinya, lanjut Zaitun, semua kota suci itu harus berada dalam penguasaan, pemeliharaan, dan penjagaan umat Islam sendiri. Karena, hakikat kota suci itulah adalah keberadaan “Rumah Allah”.
“Yaitu mesjid-mesjid suci, dan Allah hanya mengizinkan penjaga dan pemakmur mesjid-mesjid Allah itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang yang kafir dan menyekutukan-Nya,”ucapnya.
Zaitun kemudian menyitir ayat Quran berbunyi, “Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (At Taubah : 17-18). (muaz)