MAKKAH, (SM)–Sebanyak 21 unit bus di setiap maktab akan disiapkan untuk mengangkut jamaah haji Indonesia dari pemondokan di Makkah menuju Arafah. Setiap maktab terdiri dari 7 – 8 kloter dengan 2.800 3.000 jamaah. Mereka akan dibawa ke Arafah dalam tiga gelombang pemberangkatan.
Kepala Bidang Transportasi Subhan Cholid mengaku sudah melakukan pertemuan dengan pihak muassasah dan naqabah (organda) untuk membahas penyelenggaraaan operasional angkutan jamaah ke Arafah, Mudzalifah, Mina, dan kemudian kembali ke Makkah.
“Untuk angkutan ke Arafah dari Makkah, setiap maktab akan disediakan 21 unit bus, 50 persennya jenis city bus yang dipakai untuk shalawat dengan kapasitas 70-80 orang, sisanya bus antar kota yang kapasitasnya 45-49 orang,” terang Subhan di Kantor Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, dikutip kemenag.go.id. Kamis (01/09).
Menurutnya, pergerakan jamaah haji dari pemondokan menuju Arafah akan berlangsung pada Jumat (09/09) mendatang. Pemberangkatan jamaah dari pemondokan akan dibagi menjadi tiga tahapan. Tahap pertama, jamaah diberangkatkan pada pukul 07.00- 11.30 waktu Arab Saudi (WAS).
“Karena hari Jumat, tahap kedua baru akan dimulai setelah Jumat, kira-kira pukul 13.00 sampai 16.00. Adapun tahap terakhir, dari jam 16.00 sampai 12 malam atau sampai selesainya jamaah terangkut semua ke Arafah,” papar Subhan.
“Ini nanti masing-masing maktab akan melakukan qurah atau undian terhadap kloter-kloter yang ada dalam pengelolaannya. Dari 7-8 kloter itu mana yang akan berangkat pagi, siang dan sore,” tambahnya.
Kepada para ketua sektor, Subhan mengimbau untuk memantau pelaksanaan qurah dan memastikan kepada jamaah mematuhi jadwal pemberangkatan. Dengan begitu, jamaah diharapkan bisa melakukan penyesuaian dalam proses persiapan pemberangkatan.
“Jangan sampai jamaah yang belum jadwalnya berangkat sudah turun ke bawah. Ini akan merepotkan jamaah sendiri karena cuaca panas kemudian dia harus menunggu berlama-lama,” ujarnya.
“Jadi pastikan jadwalnya, pastikan busnya datang baru kemudian turun dari kamar dan naik bus,” tambahnya.
Untuk rute Arafah Mudzalifah, lanjut Subhan, karena jaraknya pendek, jumlah bus akan dikurangi. Satu maktab akan dilayani oleh 7 bus saja. “Jadi bus akan berputar sebanyak 6 kali untuk mengangkut jamaah. Ini akan dimulai pada saat terbenamnya matahari tanggal 9 Dzulhijjah,” terangnya.
Subhan mengimbau para petugas, baik kloter maupun non kloter, yang ada di tenda Arafah untuk memperhatikan jadwal pergerakan, demi kelancaran angkutan. Di setiap tenda maktab, ada ruang khusus, semacam halte yang akan menjadi titip naik jamaah ke atas bus. “Jangan sampai jamaah yang belum jadwalnya berangkat, masuk ke ruang itu, nanti akan mengganggu jamaah yang hendak naik bus,” ujarnya.
Dari Mudzalifah, setelah melewati tengah malam, jamaah akan bergerak ke Mina. Setiap maktab akan difasilitasi 5 bus saja pada rute ini. Menurut Subhan, hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa rute Mudzalifah ke Mina akan melewati tenda-tenda jamaah. Jika semakin banyak kendaraan, maka akan semakin macet.
“Jadi yang dilakukan adalah mengurangi jumlah tapi memperlancar alur taradudi atau shuttle supaya jamaah cepat terangkut,” jelasnya.
Pergerakan jamaah dari Muzdalifah rencananya akan dimulai pada pukul 23.00 WAS. Armada bus akan siap di pintu-pintu naiknya jamaah pada pukul 11 malam. Untuk pergerakan pertama, yang diutamakan adalah jamaah lansia dan yang memerlukan bantuan khusus, seperti kursi roda, tongkat, sakit, lansia dan sejenisna. “Diperkirakan proses naiknya saja akan butuh waktu sekitar 30 sampai 45 menit, begitu mereka sudah naik di bus, itu kan tinggal seperempat jam lagi sudah tengah malam jadi tinggal berangkat saja,” urai Subhan.
Jamaah diimbau untuk memperhatikan dan menaati jadwal sesuai hasil qurah yang dilakukan dengan maktab. Jamaah yang jadwalnya belakangan, agar tidak menutup akses pintu sehingga pergerakan bisa berjalan lancar dan tertib. “Yang belakangan duduk-duduk sambil menikmati Mudzalifah dan memperbanyak ibadah. Tahun lalu, banyak jamaah yang sesungguhnya berangkat belakangan tapi sudah baris di gate yang tidak terlalu besar sehingga menghalangi jamaah yang seharusnya berangkat,” ujarnya. [FR-Pinmas]