SUARA MASJID–Dilahirkan sebagai laki-laki, Samuel David Alexander Brodie menjalani kisah hidup yang unik. Lahir dari seorang ayah berdarah Skotlandia dan ibu berdarah Ambon, Samuel, hidup bahagia di Bandung. Sempat mengeyam pendidikan di BandungInternational School (BIS), Samuel dan keluarga memutuskan hijrah ke Skotlandia setelah masa kerja ayahnya sebagai seorang misionaris tidak diperpanjang.
Dengan kondisi keuangan keluarga yang tidak menentu, keluarga Samuel hidup dengan sangat sederhana dan menyebabkan lingkungan keluarganya menjadi tidak terlalu ramah. Tak jarang ayahnya melakukan tindak kekerasan terhadap ibunya. Meski Sam, sapaan akrabnya, sempat mengecam perbuatan ayahnya, tindakan keras ayah Sam tidak berubah.
Sadar dengan kehidupan keluarganya yang tidak sekondusif saat di Indonesia, Sam, oleh ibunya, dititipkan di panti sosial. Di situ, Sam dinyatakan sebagai anak negara oleh Pemerintah Skotlandia.
Kehidupan di panti sosial tersebut membawanya memasuki fase kehidupan baru. Sam mulai mengenal tata rias wajah. Ketertarikan Samuel pada tata rias wajah dimulai saat bertemu dengan pekerja sosial bernama Sandra Thompson. Sandra rutin mengantar anak-anak panti ke sekolah.
Sadar dengan penampilan Sandra yang terlihat sangat cantik saat menggunakan make up, Sam mulai mengagumi perilaku pengasuhnya tersebut.
Sesaat setelah Sandra mengantarkan sekolah anak-anak di panti sosial tersebut, diam-diam Samuel memasukkan kotak make up yang biasa digunakan Sandra ke dalam tasnya. Perkenalannya dengan make up, kemudian membuatnya merasa percaya diri. Sejak saat itu, berdandan ala wanita kerap dilakukan Sam. Hingga pada suatu hari, lelaki yang mengidap Asperger syndrom tersebut memutuskan untuk pergi dari panti sosial tersebut dan mengubah penampilan totalnya menjadi seorang wanita serta mengganti namanya menjadi Samantha.
Samantha memulai karirnya dengan menjadi seorang pengasuh anak. Puncaknya, Samantha memutuskan untuk menjadi seorang selebritis setelah dirinya meraih penghargaan The Nicest Big Brother Housemate Award dalam acara reality show, Big Brother.
Meski meraih popularitas dan kekayaan dari statusnya tersebut, Sam justru merasa galau. Dirinya terjerembab dalam keglamoran klub malam, minum-minuman keras hingga obat-obatan terlarang. Saking terjerembabnya di dunia malam tersebut, Sam sempat koma selama tiga minggu karena over dosis.
Ditengah kegalauan hidupnya, Sam sempat merasa bersedih kala melihat anak-anak Afrika. Karena merasa iba, sejak saat itu, Sam bertekad untuk berbagi kepada sesama. “Ada misi yang harus kau selesaikan, Sam!” ungkap Sam dalam buku Samuel, Samantha and Me sambil menyatakan akan kembali ke tanah kelahirannya, Indonesia.
Setibanya di tanah kelahirannya, kegalauan Sam terus berlanjut. Hidup di lingkungan keluarga Muslim, Sam mulai mengenal Islam. Kala itu, Sam terkejut karena keluarga tersebut bangun pukul 3 pagi untuk melaksanakan sahur. Belum lagi, Sam kerap mendengar adzan meskipun belum masuk waktu shalat.
“Yun, kok jam segini adzan kenceng banget?” tanyanya kepada asistennya, Yuyun. “Lho? Ini belum waktunya adzan, Kak. Ini baru jam berapa?” jawab Yuyun diikuti dengan keanehan wajah Samuel.
Rasa penasarannya terhadap Islam, membuat Sam memutuskan untuk berkonsultasi dengan Maia Estianty. Sam menumpahkan rasa penasarannya tersebut kepada Maia dalam bentuk pertanyaan.
Jenuh dengan pertanyaan Sam, Maia lantas menghentikan diskusinya, “Sudah Sam, gue mengantuk. Daripada lo tanya melulu, mending baca al-Qur’an, pelajari. Kalau ada pertanyaan, baru tanya gue,” paksa Maia.
Atas saran Maia, Sam mulai membaca al-Qur’an dan menemukan bahwa semua permasalahannya selama ini tercantum dalam al-Qur’an. Di al-Qur’an pula, Sam menemukan solusi atas permasalahan yang dirasakannya. Sejak saat itu, Sam memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di Kantor Urusan Agama Jati Warna, Bekasi.
“Mulai sekarang, kamu menjadi seorang Muslim dengan nama Muhammad Sam Brodie. Dan sesungguhnya sebagai seorang muallaf, Allah telah menggugurkan seluruh dosamu di masa lalu,” ungkap Pak haji yang menuntunnya mengucapkan syahadat.
Bagi Sam, pilihannya menjadi Muslim ibarat memilih gadget tercanggih yang bisa membantu menyelesaikan masalah. Dan Islam adalah gadget terbaik.
Sejak saat itu, Sam meninggalkan penampilan wanitanya dan memutuskan untuk menjadi laki-laki seutuhnya. Kini, Sam telah berkeluarga dan dikaruniai satu anak hasil pernikahannya dengan Indry yang dulu merupakan sahabatnya. [FR]
Sumber: Gontornews