SUARAMASJID| Jakarta—Pariwisata mancanegara sekarang mulai mengambil pasar untuk wisatawan muslim. Melalui industri halal, banyak negara memberikan fasilitas bagi wisatawan muslim untuk berwisata di negara non muslim.
Menurut Fouder & Chairman Indonesia Islamic Travel Communication Forum (IITCF), H. Priyadi Abadi, M.Par mengatakan, Indonesia sebagai negara mayoritas penduduknya Muslim harus lebih maju dibanding dengan negara lain, “Jangan sampai malah justru tertinggal. Bahkan, Indonesia sangat berpotensi menjadi kiblat wisata halal dunia,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Sabtu (7/4).
Lebih dari itu, tambah Priyadi, negara-negara Eropa, Jepang, Korea dan Thailand sudah mulai mengembangkan wisata halal, bahkan sudah menyiapkan pendukungnya seperti fasilitas masjid, mushola, makanan halal dan lainnya.
Menurut Priyadi, Indonesia bisa lebih dari itu, dengan banyaknya masjid, tempat pariwisata, menu makanan nusantara yang beragam. Saat ini setidaknya ada sekitar sepuluh sektor halal lifestyle yang memberikan kontribusi besar dalam perekonomian dunia, yaitu makanan, keuangan, travel, kosmetik, pendidikan, fashion, media rekreasi, farmasi, kesehatan serta seni dan budaya. Dengan banyaknya pintu-pintu dibidang halal tersebut, tentu memiliki potensi bisnis yang besar.
Pemilik Adinda Az-Zahra ini berharap, selain dukungan dari pemerintah, para stakeholder, pengusaha dan masyarakat juga bisa mengambil peranan masing-masing untuk mengembangkan potensi yang besar ini.
Menurut Priyadi, berpuluh tahun travel muslim mengurusi travel umrah, sementara destinasi lain mereka tidak melayani. Memasuki tahun kedua IITCF terus gencar mensosilisasikan wisata muslim terutama yang ada di mancanegara.
Melalui IITCF dirinya akan terus mengupgrade skill bagi travel muslim, “Travel muslim harus bisa bersaing dengan travel umum yang menggarap pasar muslim. Karena travel muslim sudah kebanjiran jamaah umrah akhirnya tidak melirik wisata muslim mancanegara. Padahal ini peluang yang bagus yang bisa digarap, yang selama ini digarap travel umum,” ujarnya.
Berikutnya adalah ia ingin merubah mindset masyarakat, bahwa selama ini mindset masyarakat kalau pergi ke Jepang pasti akan pesan ke travel umum, sebenarnya travel muslim juga menggarap wisata muslim di luar umrah. “Memang ini tidak mudah dan butuh waktu,” papar dosen Pariwisata di Trisakti ini. [FR]