SUARA MASJID–Berawal dari keprihatinan melihat minimnya sarana shalat di tempat umum, pemuda ini menghadirkan mobil masjid keliling untuk memberikan pelayanan shalat berjamaah. Tak hanya masjid keliling, ia juga turut memprakarsai pembangunan masjid di kawasan rawan ekonomi, rawan akidah, dan rawan bencana.
Kalau kita pernah datang ke sebuah acara seperti konser musik, pertandingan bola dan pesta rakyat lainnya, kadang waktunya panjang sehingga melewati waktu shalat. Padahal sebetulnya banyak yang ingin melaksanakan shalat tapi karena tidak ada fasilitas shalat yang mendukung sehingga kewajiban tersebut tidak dilaksanakan. Hal ini menginspirasi Yayasan Masjid Nusantara untuk membuat masjid keliling agar bisa memberikan pelayanan shalat berjamaah di tempat keramaian.
Ide ini diwujudkan dengan memodifikasi sebuah mini bus menjadi mobil masjid keliling atau juga disebut masjid on the spot. Dengan sopir yang merangkap sebagai marbot dan imam, mobil masjid siap meluncur ke tempat-tempat keramaian. Mobil ini juga membawa peralatan shalat seperti karpet, mukena, sajadah dan toren air berkapasitas 500 liter. “Sekali shalat di tempat umum, masjid keliling ini bisa menampung sedikitnya 60 – 80 jamaah,” ujar Hamzah Fatdri Ulhaq, Direktur Yayasan Masjid Nusantara.
Memang tidak mudah menyiapkan pelayanan shalat berjamaah di tempat umum. Menurut pria kelahiran Cimahi, 9 September 1988, ini sebelum berangkat ke lokasi ia harus konfirmasi kepada pengelola wilayah atau pemilik kawasan seperti tukang parkir, penjaga kebersihan bahkan preman. Tapi sebagian besar mendukung program yang menjadi solusi ketiadaan fasilitas ibadah di tengah kesibukan dan kemacetan ini.
Sayangnya kegiatan ini baru bisa dilakukan di wilayah sekitar Bandung, Cimahi dan Sumedang karena keterbatasan armada mobilnya. Mobil masjid ini baru bisa memberikan tiga pelayanan gratis yaitu membersihkan masjid, memberikan pelayanan shalat dan layanan kalibrasi arah kiblat untuk membantu akurasi arah kiblat masjid. “Bahkan kita menyediakan dana Rp 1,5 juta untuk kebersihan, membeli alat pel dan vacuum cleaner,”paparnya seperti dikutip gontornews.com.
Program ini pertama kali muncul pada Februari 2015 bertepatan dengan terjadinya bencana ledakan gas dan tanah longsor di Pengalengan, Bandung, Jawa Barat. Saat itu tim mobil masjid keliling terjun ke lokasi bencana membawa karpet, mukena, sajadah dan toren air berkapasitas 500 liter untuk warga, para relawan, TNI dan polisi agar mereka memeroleh air bersih dan melaksanakan shalat Jumat. Kegiatan ini makin mendapat respon masyarakat khususnya pembangunan masjid di daerah rawan bencana, rawan akidah dan rawa ekonomi.
Misalnya pembangunan masjid di daerah Cibuntu – Kuningan yang mayoritas masyarakatnya non-Muslim. Selain untuk sarana ibadah, kehadiran masjid di sana juga untuk menopang kegiatan pendidikan dan syiar keislaman lainnya. “YMN membangun masjid seluas 10 x 10 yang diresmikan pada bulan Mei 2015,” ujar suami Riri Setiowati ini.
Demikian juga pendirian masjid di daerah Cianjur Jawa Barat yang wilayahnya terisolir. Karena minimnya akses jalan, tim YMN harus menelusuri jalan setapak sejauh 1 km. Tantangan serupa juga dialami tim YMN ketika menyambangi daerah rawan bencana dan rawan ekonomi lainnya seperti Sumedang, Banjarnegara, dan Paldua Manado.
Hamzah cukup bangga dengan perjuangan YMN mewujudkan masjid di Indonesia. Tercatat sudah ada 40 masjid, merenovasi 30 masjid dan memberikan bantuan 150 sound system masjid serta menyebarkan 4.000 mukena di pelosok-pelosok daerah. “Kami berharap setelah adanya masjid, geliat kegiatan masyarakat berbasis masjid mampu membentengi akidah umat,” ujar sarjana teknik sipil Universitas Jenderal Ahmad Yani Cimahi, 2010 ini.
Prinsipnya bahwa seluruh bumi Nusantara adalah masjid Allah sehingga di mana saja kita bisa melaksanakan shalat. Dengan hadirnya mobil masjid ini masyarakat tidak perlu gengsi melaksanakan shalat di taman, di ruang kantor, di parkiran, di trotoar dan di tempat-tempat umum lainnya. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak shalat sebab shalat bisa di mana saja karena bumi Allah ini adalah masjid Allah,” paparnya. [AM]